Sunday, 20 December 2015

Isi hatiku

Hati ku sungguh ga jelas banget rasanya. Dulu aku sangat cinta suamiku. Tapi cinta dan kestiaanku dibalas dengan penghianatan. Awalnya aku diam, dan mencoba memaafkan. Kesekian kalinya aku tau bahwa suamiku menhianati aku. Sepulang dari tugas aku sudah dilanda masalah karna suamiku masih berhubungan dengan cewe kalimantan via telp dan sms. Kami ribut hebat, tapi aku kembali memaafkan. Selang 4 bulan berlalu, suamiku ketahuan bbm dengan cewe kalimantan olehku. Aku masih biasa saja, karna dibbm itu nama kontaknya laki2 semuA. Setelah satu minggu aku makin curiga, ternyata benar kecurigaanku nama kontak itu semuanya palsu. Aku pasanglah foto dp  anaku dbbm suamiku.Betapa kagetnya aku ada bbm bernama salman. Dia mengira yang membalas bbm itu adalah suamiku, padahal itu aku. Dia bilang bahwa dia sudah berhubungan layaknya suami istri. Bahkan katanya suamiku berjanji akan kembali menemuinua dikalimantan. Yang paling membuat hatiku hancur adalah ketika dia bilang sudah hamil. Sontak otaku mampet dan melaporkan masalah saya ke ibu komandan. Pa komandan pun menyuruh anggota yang bersangkutan mengecek kebenaran masalah tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya malah saya yang disalahkan oleh mereka. Mereka bilang itu kan hanya bbm. Mereka begitu karna sama saja, mereka ga merasakan jadi seorang perempuan yang setia berulang kali dikhianati. Padahal pada waktu itu suamiku pun mengakui bahwa sewaktu tugas memang dia melakukan hubungan badan dengan wanita lain. Mereka pun terus mendesak aku, tapi ada satu orang yang benar2 menyadarkanku, bahwasannya aku sudah mempunyai putra. Jika aku tetap ngotot untuk melanjutkan masalah ini maka pekerjaanku pasti lepas. Pada saat itu aku berfikir bagaimana nasib anaku jika aku tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan ayahnya senang berselingkuh. Dari situ saya berfikir saya tidak akan mempunyai hati lagi dalam berumah tangga. Saya sekarang harus fokus mengumpulkan pundi pundi rupiah untuk mengumpulkan biaya pendidikan anaku. Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. Bersuami senang sex memungkinkanku terkena penyakit menular seksual. Dan entahlah, kini aku hidup tanpa rasa apapun aku hanya berdoa agar anaku tidak menanggung kesalahan kedua orang tuanya. Karna dia tidak tahu apapun.

No comments:

Post a Comment